Tarif G7 India China
Jeffrey Williams September 12, 2025 0

Tarif G7 India China: AS Tekan India dan China atas Minyak Rusia

0 0
Read Time:1 Minute, 57 Second

Innoventure.idTarif G7 India China menjadi isu global setelah Amerika Serikat mendesak negara-negara G7 untuk menaikkan tarif impor terhadap India dan China karena pembelian minyak Rusia yang masif. Langkah ini bertujuan membatasi pendanaan Rusia di tengah sanksi pasca-invasi Ukraina. Oleh karena itu, kebijakan ini dapat mengubah dinamika perdagangan energi dunia. Berikut analisis mendalam tentang Tarif G7 India China per 12 September 2025.

Desakan AS untuk Kebijakan Tarif G7 India China

AS mengajak G7—Jepang, Jerman, Inggris, Prancis, Italia, dan Kanada—untuk menerapkan tarif 10-20% pada produk, seperti tekstil dan elektronik. India mengimpor 2,1 juta barel minyak Rusia per hari, sementara China 2,5 juta barel. Misalnya, impor ini membantu Rusia mengelak sanksi Barat. Selain itu, AS menyoroti pendanaan konflik Ukraina melalui perdagangan energi. Dengan demikian, desakan ini memperkuat tekanan kolektif G7 terhadap impor minyak Rusia.

Mengapa India dan China Membeli Minyak Rusia?

India dan China memanfaatkan harga diskon minyak Rusia untuk keamanan energi. India, importir terbesar ketiga dunia, menggantikan Arab Saudi dengan Rusia, menghemat US$ 5 miliar per tahun. China mengambil 40% ekspor minyak Rusia untuk manufaktur. Selain itu, kedua negara menolak sanksi AS, menegaskan prinsip perdagangan bebas. Oleh karena itu, impor ini menjadi pemicu utama desakan Tarif G7 India China.

Respons India dan China terhadap Tekanan G7

India menegaskan bahwa impor minyak Rusia menjaga stabilitas harga domestik, dengan Perdana Menteri Narendra Modi mempertahankan netralitas geopolitik. China menyebut desakan G7 sebagai intervensi tidak adil dan mengancam balasan tarif pada produk otomotif G7. Misalnya, ekspor mobil Jerman berisiko terkena tarif balasan. Dengan demikian, respons ini mempersulit implementasi kebijakan tarif G7.

Dampak Ekonomi Tarif G7 pada Perdagangan

Tarif ini dapat mengurangi ekspor India dan China senilai US$ 500 miliar ke G7. India berisiko kehilangan US$ 20 miliar dari ekspor tekstil, sementara China menghadapi kenaikan biaya ekspor elektronik. Selain itu, harga barang konsumsi di G7 bisa naik 5-10%. Misalnya, tarif pada gadget China memengaruhi pasar AS. Oleh karena itu, kebijakan ini berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi global.

Implikasi untuk Indonesia dan Pasar Global

Desakan Tarif G7 India China memengaruhi harga minyak global, dengan Rusia kehilangan pendapatan US$ 50 miliar. Indonesia, sebagai eksportir minyak, dapat memanfaatkan peluang untuk meningkatkan ekspor ke India. Selain itu, ketegangan ini mendorong ASEAN mendiversifikasi perdagangan untuk mengurangi ketergantungan pada China. Dengan demikian, Indonesia perlu strategi netral untuk memaksimalkan manfaat dari dinamika perdagangan global.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Category: