Teori Ketergantungan

Teori Ketergantungan dalam Ekonomi Pembangunan

Innoventure.id – Pelajari konsep Teori Ketergantungan dalam ekonomi pembangunan dan bagaimana teori ini menjelaskan kesenjangan negara maju dan berkembang.

Dalam studi ekonomi pembangunan, terdapat berbagai teori yang berusaha menjelaskan mengapa kesenjangan ekonomi antara negara maju dan negara berkembang masih terjadi hingga saat ini. Salah satu teori yang cukup berpengaruh adalah Teori Ketergantungan (Dependency Theory).

Teori ini menyoroti hubungan tidak seimbang antara negara maju (pusat) dan negara berkembang (pinggiran) yang menyebabkan ketimpangan global terus berlanjut. Artikel ini akan membahas secara lengkap pengertian, latar belakang, tokoh-tokoh utama, serta implikasi teori ketergantungan dalam pembangunan ekonomi modern.


BACA JUGA : Peran PDB Per Kapita dalam Mengukur Kesejahteraan

1. Pengertian Teori Ketergantungan

Teori Ketergantungan (Dependency Theory) adalah pandangan dalam ekonomi dan sosiologi yang menyatakan bahwa kemiskinan dan keterbelakangan di negara berkembang bukan semata-mata akibat faktor internal, tetapi merupakan hasil dari hubungan ekonomi global yang timpang antara negara maju dan negara berkembang.

Teori ini muncul sebagai kritik terhadap Teori Modernisasi, yang beranggapan bahwa negara berkembang akan maju jika meniru model pembangunan negara Barat. Sebaliknya, teori ketergantungan menegaskan bahwa sistem ekonomi dunia saat ini justru membuat negara berkembang terus bergantung pada negara maju, terutama dalam hal perdagangan, investasi, dan teknologi.

Singkatnya, teori ini menyoroti bagaimana struktur ekonomi dunia menciptakan ketimpangan yang sistematis antara “pusat” dan “pinggiran”.


2. Latar Belakang Munculnya Teori Ketergantungan

Teori ketergantungan berkembang pada tahun 1950–1970-an, terutama di Amerika Latin. Pada masa itu, banyak negara baru merdeka yang berharap bisa tumbuh cepat dengan mengadopsi sistem ekonomi Barat. Namun, kenyataannya justru sebaliknya — ketimpangan ekonomi meningkat, dan ketergantungan terhadap negara maju semakin besar.

Kegagalan model modernisasi inilah yang kemudian melahirkan pandangan baru dari para ekonom dan sosiolog seperti Raúl Prebisch, Andre Gunder Frank, dan Theotonio Dos Santos.

Mereka menilai bahwa sistem ekonomi global saat itu bersifat eksploitatif: negara maju mendapatkan keuntungan besar dari perdagangan internasional, sementara negara berkembang hanya menjadi pemasok bahan mentah dan pasar bagi produk industri negara maju.


3. Tokoh dan Pemikiran Utama Teori Ketergantungan

a. Raúl Prebisch

Sebagai salah satu pelopor teori ini, Prebisch melalui Economic Commission for Latin America and the Caribbean (ECLAC) menegaskan bahwa harga komoditas ekspor negara berkembang cenderung turun dibanding harga barang industri dari negara maju.
Akibatnya, pendapatan negara berkembang stagnan dan ketergantungan terhadap negara maju semakin besar.

b. Andre Gunder Frank

Frank memperkenalkan konsep “metropolis-satellite model”, yang menggambarkan bahwa pusat (metropolis) memanfaatkan pinggiran (satellite) untuk kepentingan ekonominya. Negara maju (metropolis) mengambil sumber daya dari negara berkembang, sehingga daerah pinggiran sulit tumbuh secara mandiri.

c. Theotonio Dos Santos

Ia menambahkan bahwa ketergantungan tidak hanya bersifat ekonomi, tetapi juga politik, teknologi, dan budaya. Negara berkembang tidak hanya tergantung pada ekspor bahan mentah, tetapi juga pada sistem nilai dan kebijakan ekonomi yang dipengaruhi negara maju.


4. Poin Utama dalam Teori Ketergantungan

  1. Ketimpangan Struktural:
    Hubungan antara negara maju dan berkembang tidak setara. Sistem perdagangan global lebih menguntungkan pihak negara maju.
  2. Ekspor Bahan Mentah vs Impor Barang Jadi:
    Negara berkembang mengekspor komoditas murah seperti hasil pertanian dan tambang, sedangkan negara maju menjual produk industri dengan nilai tambah tinggi.
  3. Keterikatan pada Modal dan Teknologi Asing:
    Negara berkembang bergantung pada investasi asing dan teknologi dari negara maju, yang sering kali menimbulkan ketergantungan jangka panjang.
  4. Peran Multinasional:
    Perusahaan multinasional dari negara maju mendominasi sektor ekonomi strategis di negara berkembang, memperkuat hubungan yang tidak seimbang.

5. Dampak Teori Ketergantungan terhadap Kebijakan Pembangunan

Teori ketergantungan memengaruhi banyak negara berkembang untuk mengubah arah kebijakan ekonominya.

Beberapa langkah yang diambil berdasarkan pemikiran ini antara lain:

  • Mendorong industrialisasi nasional melalui strategi Import Substitution Industrialization (ISI) — yaitu memproduksi barang sendiri untuk mengurangi impor.
  • Meningkatkan kemandirian ekonomi dengan memperkuat sektor pertanian dan industri lokal.
  • Mengurangi ketergantungan pada bantuan luar negeri dan pinjaman internasional.
  • Membangun kerja sama antarnegara berkembang (South–South Cooperation) untuk memperkuat posisi tawar di pasar global.

Contoh penerapan strategi ini dapat dilihat di beberapa negara Amerika Latin dan Asia yang mencoba membangun ekonomi berbasis industri domestik pada dekade 1970–1980-an.


6. Kritik terhadap Teori Ketergantungan

Walau memiliki pengaruh besar, teori ini tidak luput dari kritik.

  1. Terlalu pesimis terhadap globalisasi.
    Beberapa ekonom menilai teori ini mengabaikan peluang positif dari perdagangan internasional dan investasi asing.
  2. Kurang menekankan faktor internal.
    Pembangunan ekonomi tidak hanya bergantung pada struktur global, tetapi juga pada kebijakan domestik, korupsi, dan stabilitas politik.
  3. Tidak fleksibel dalam menghadapi perubahan zaman.
    Teori ini muncul di era ekonomi tertutup, sementara kini dunia bergerak menuju ekonomi digital dan keterbukaan pasar yang lebih kompleks.

Meski demikian, gagasan dasar teori ketergantungan tetap relevan untuk memahami ketimpangan ekonomi global dan relasi antara negara maju dan berkembang.


Kesimpulan

Teori Ketergantungan dalam Ekonomi Pembangunan menjelaskan bahwa ketimpangan ekonomi dunia bukanlah kebetulan, melainkan akibat dari hubungan tidak seimbang antara negara maju dan berkembang. Sistem global yang dikuasai oleh negara pusat menciptakan ketergantungan struktural bagi negara pinggiran.

Meskipun beberapa argumen teori ini telah dikritik seiring perkembangan ekonomi global, esensinya tetap penting: negara berkembang perlu memperkuat kemandirian ekonomi, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi ketergantungan pada modal asing agar mampu bersaing secara adil di pasar internasional.

Dengan pemahaman ini, diharapkan kebijakan pembangunan tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan, tetapi juga pada keadilan ekonomi dan kemandirian bangsa.

ASEAN Free Trade Area Previous post ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan Dampaknya bagi Ekonomi
Harga Minyak Dunia Next post Dampak Harga Minyak Dunia terhadap Perekonomian Global
berawal dari strategi yang disusun perlahan mahjong wins mendapat ritmenya dalam proses bermain yang tidak terburu strategi mahjong wins terlihat matang melalui penyesuaian strategi sederhana mahjong wins hadir lebih terkendali saat pola bermain diperhalus strategi mahjong wins terasa lebih relevan tanpa mengandalkan keberuntungan semata strategi mahjong wins menemukan arah dari sudut pandang berbeda mahjong ways menyusun alurnya dalam cerita permainan yang mengalir mahjong ways terasa hidup melalui pengamatan harian mahjong ways menunjukkan karakternya saat ritme berubah perlahan mahjong ways membentuk arah tanpa sensasi berlebihan mahjong ways hadir sebagai proses 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 cerita yang terbentuk dari setiap keputusan di gates of olympus gates of olympus dilihat sebagai perjalanan yang penuh pertimbangan ada momen menarik saat gates of olympus berjalan tanpa disadari bukan soal kejutan gates of olympus menyimpan alur yang meyakinkan bagaimana gates of olympus memberi ruang untuk pengamatan tenang ada cerita kecil yang terbangun saat mahjong ways dimainkan mahjong ways bisa dipahami lewat alur yang tidak seragam kadang perhatian berubah setelah melihat mahjong ways lebih dekat mahjong ways hadir dengan nuansa yang berbeda di setiap sesi tanpa rencana besar mahjong ways mengalir mengikuti konteksnya 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 28 29 30 31 32 33 34 177 178 179 180 181 182 183