Purbaya Yudhi Sadewa
Jeffrey Williams September 10, 2025 0

Purbaya Yudhi Sadewa: 5 PR Berat Menkeu Baru di Tengah Ekonomi Melandai

0 0
Read Time:3 Minute, 28 Second

Innoventure.id – Jakarta, 10 September 2025 – Pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani Indrawati ke Purbaya Yudhi Sadewa menandai babak baru pengelolaan fiskal Indonesia. Oleh karena itu, dunia usaha dan ekonom menyoroti sejumlah tantangan besar. Dengan demikian, Purbaya harus menavigasi ekonomi yang melandai dan isu fiskal kompleks. Selain itu, janjinya untuk menghindari kebijakan “aneh-aneh” menjadi sorotan.

Purbaya Yudhi Sadewa menghadapi lima pekerjaan rumah (PR) utama, mulai dari penerimaan pajak hingga grey economy. Akibatnya, keberhasilannya akan menentukan arah ekonomi Indonesia. Oleh sebab itu, perhatian tertuju pada langkah awalnya sebagai Menkeu.

Ekonomi Melandai: Tantangan Awal Purbaya Yudhi Sadewa

Pelemahan ekonomi menjadi PR pertama Purbaya Yudhi Sadewa. Menurut Analis Kebijakan Ekonomi Apindo, Ajib Hamdani, pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 sebesar 5,12 persen belum tercermin dalam daya beli masyarakat. Oleh karena itu, konsumsi yang lesu dapat menekan penerimaan negara. Dengan demikian, Purbaya perlu strategi untuk meningkatkan aktivitas ekonomi. Selain itu, tantangan ini krusial untuk mendukung target ambisius Presiden Prabowo Subianto.

“Lemahnya konsumsi berpotensi menekan penerimaan negara,” ujar Ajib, Selasa (9/9/2025). Akibatnya, Purbaya Yudhi Sadewa harus mencari solusi cepat. Oleh sebab itu, kebijakan stimulus ekonomi menjadi prioritas.

Risiko Shortfall Pajak yang Mengintai

Target penerimaan pajak 2025 sebesar Rp 2.189 triliun berisiko tidak tercapai. Oleh karena itu, Ajib menyoroti shortfall Rp 50 triliun pada 2024 sebagai modal awal yang buruk. Dengan demikian, Apindo memprediksi shortfall hingga Rp 120 triliun pada akhir 2025. Selain itu, ekonomi yang melandai memperburuk situasi.

“Bagaimana mungkin target Rp 2.100 triliun tercapai dengan ekonomi melandai?” kata Ajib. Akibatnya, Purbaya Yudhi Sadewa perlu reformasi perpajakan yang efektif. Oleh sebab itu, peningkatan kepatuhan pajak menjadi kunci. Dengan kata lain, Menkeu baru harus bekerja keras untuk menutup celah ini.

Mengatasi Tantangan Grey Economy

Grey economy, yang menyumbang 20–30 persen perekonomian nasional, sulit dipajaki. Oleh karena itu, sektor ini menyempitkan ruang fiskal pemerintah. Dengan demikian, Purbaya harus mencari cara untuk mengintegrasikan sektor informal ke dalam sistem pajak. Selain itu, pendekatan inovatif diperlukan untuk mengurangi ketergantungan pada ekonomi abu-abu.

Ajib menekankan bahwa grey economy membatasi penerimaan negara. Akibatnya, kebijakan untuk memformalikan sektor ini menjadi krusial. Oleh sebab itu, Purbaya Yudhi Sadewa diharapkan merancang solusi strategis. Dengan kata lain, tantangan ini menentukan fleksibilitas fiskal.

Perbedaan Gaya dengan Sri Mulyani

Ekonom Indef, Tauhid Ahmad, menilai Purbaya Yudhi Sadewa memiliki pendekatan yang lebih fleksibel dibandingkan Sri Mulyani. Oleh karena itu, Purbaya mungkin memperlebar defisit untuk mendukung target pertumbuhan 6–7 persen. Dengan demikian, pendekatan ini kontras dengan disiplin fiskal Sri Mulyani yang menjaga defisit di bawah 3 persen dan utang di bawah 40 persen PDB. Selain itu, fleksibilitas ini bisa memengaruhi stabilitas pasar.

“Purbaya bisa lebih fleksibel untuk mendukung pertumbuhan,” kata Tauhid dalam Obrolan Newsroom Kompas.com. Akibatnya, pelaku pasar mengamati langkahnya dengan cermat. Oleh sebab itu, keseimbangan antara pertumbuhan dan stabilitas menjadi ujian.

Janji Tanpa Kebijakan “Aneh-aneh”

Menjawab kekhawatiran pasar, Purbaya menegaskan tidak akan mengambil kebijakan fiskal yang menimbulkan gejolak. “Kita tidak akan ambil kebijakan fiskal yang aneh-aneh,” ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (9/9/2025). Oleh karena itu, ia berfokus pada optimalisasi kebijakan yang ada. Dengan demikian, Purbaya berupaya menjaga kepercayaan pasar. Selain itu, ia akan berkonsultasi dengan Sri Mulyani untuk memastikan transisi yang mulus.

“Saya akan bertanya ke Bu Sri Mulyani dari waktu ke waktu,” katanya. Akibatnya, pendekatan ini menenangkan pelaku pasar. Oleh sebab itu, konsistensi kebijakan menjadi kunci.

Optimisme Dunia Usaha

Meski tantangan besar menanti, dunia usaha tetap optimis. Oleh karena itu, Ajib menegaskan bahwa pelaku usaha selalu membangun narasi positif. Dengan demikian, optimisme ini mendorong investasi di Indonesia. Selain itu, kolaborasi dengan pemerintah diharapkan memperkuat ekonomi.

“Kalau kita tidak optimis, tidak mungkin kita berbisnis di Indonesia,” ujar Ajib. Akibatnya, dukungan dunia usaha menjadi modal penting. Oleh sebab itu, Purbaya Yudhi Sadewa harus memanfaatkan momentum ini. Dengan kata lain, keberhasilannya bergantung pada kerja sama lintas sektor.

Penutup

Purbaya Yudhi Sadewa menghadapi tantangan berat sebagai Menkeu baru, dari ekonomi melandai hingga grey economy. Oleh karena itu, kemampuan menjaga stabilitas fiskal sambil mendorong pertumbuhan akan diuji. Dengan demikian, janjinya untuk menghindari kebijakan “aneh-aneh” memberikan harapan. Selain itu, optimisme dunia usaha menjadi pendorong. Akibatnya, langkah awal Purbaya akan menentukan arah ekonomi Indonesia. Pantau perkembangan kebijakan fiskal Purbaya Yudhi Sadewa!

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Category: