Tarif Dagang India AS
Jeffrey Williams September 12, 2025 0

Tarif Dagang India-AS 2025: Impor Minyak Rusia Masih Jadi Isu Utama

0 0
Read Time:3 Minute, 45 Second

Innoventure.idTarif Dagang India AS menjadi pusat perhatian dalam negosiasi bilateral 2025, dengan India dan Amerika Serikat berupaya mencapai kesepakatan perdagangan baru. Impor minyak Rusia oleh India tetap menjadi isu utama, menyulut diskusi geopolitik di tengah tekanan sanksi AS. Oleh karena itu, kesepakatan ini dapat mengubah dinamika perdagangan dan energi global. Berikut analisis mendalam tentang perkembangan Tarif Dagang India AS per 12 September 2025.

Perkembangan Negosiasi Bilateral

India dan AS mempercepat negosiasi setelah kunjungan Perdana Menteri Narendra Modi ke AS pada Agustus 2025. AS mendorong pengurangan tarif impor untuk produk pertanian dan teknologi, sementara India menuntut akses pasar yang lebih luas untuk tekstil dan farmasi. Misalnya, negosiasi mencakup liberalisasi perdagangan barang elektronik. Selain itu, kedua negara menargetkan peningkatan perdagangan bilateral hingga US$ 500 miliar pada 2030. Dengan demikian, Tarif Dagang India AS memperkuat kemitraan ekonomi strategis.

Impor Minyak Rusia: Tantangan Utama

India mencatat rekor impor minyak Rusia sebesar 2,1 juta barel per hari pada 2025, naik 20% dari 2024. AS mengkritik langkah ini karena melanggar sanksi terkait invasi Rusia ke Ukraina. India membela impor ini sebagai kebutuhan energi nasional, menghemat US$ 5 miliar per tahun melalui harga diskon. Misalnya, Rusia kini menjadi pemasok minyak terbesar India, menggantikan Arab Saudi. Oleh karena itu, impor minyak Rusia mempersulit negosiasi Tarif Dagang India AS.

Dampak Ekonomi Kesepakatan Perdagangan

Kesepakatan ini berpotensi meningkatkan ekspor India, seperti tekstil dan obat-obatan, ke pasar AS. Di sisi lain, AS menawarkan akses untuk barang elektronik dan pertanian. Selain itu, kesepakatan ini dapat meredakan ketegangan perdagangan era Trump, yang memberlakukan tarif 25% pada ekspor India. Dengan demikian, negosiasi ini membuka peluang investasi di sektor teknologi dan energi terbarukan, mendukung pertumbuhan ekonomi kedua negara.

Geopolitik dan Hubungan India-Rusia

Hubungan erat India dengan Rusia memengaruhi dinamika negosiasi. AS khawatir impor minyak melemahkan sanksi global terhadap Rusia. India tetap netral, menolak bergabung dengan sanksi AS untuk menjaga keamanan energi. Misalnya, impor minyak diskon membantu India menekan inflasi bahan bakar. Oleh karena itu, tantangan geopolitik ini menjadi hambatan, meski kedua negara berkomitmen pada kemitraan strategis.

Implikasi untuk Indonesia dan Pasar Global

Kesepakatan Tarif Dagang India AS dapat memengaruhi harga minyak global, mengingat India sebagai importir terbesar ketiga dunia. Indonesia, sebagai produsen minyak, dapat memanfaatkan peluang ekspor ke India. Selain itu, ketegangan AS-Rusia memengaruhi rantai pasok energi Asia. Dengan demikian, Indonesia perlu strategi netral untuk memaksimalkan manfaat dari dinamika perdagangan global ini, memperkuat posisi di ASEAN.

India dan AS segera menyepakati kesepakatan perdagangan baru yang mencakup pengurangan tarif pada barang-barang tertentu. Negosiasi ini dipicu oleh kunjungan Perdana Menteri Narendra Modi ke AS pada Agustus 2025. Misalnya, AS menekan India untuk mengurangi tarif impor pada produk pertanian dan teknologi. Selain itu, India menuntut akses lebih baik ke pasar AS untuk ekspor tekstil dan farmasi. Dengan demikian, Tarif Dagang India AS menjadi kunci untuk memperkuat hubungan ekonomi kedua negara.

Impor Minyak Rusia: Bahasan Utama Tarif Dagang India AS

Impor minyak Rusia oleh India mencapai rekor 2,1 juta barel per hari pada 2025, naik 20% dari tahun sebelumnya. AS mengkritik langkah ini karena melanggar sanksi terhadap Rusia pasca-invasi Ukraina. Selain itu, India berargumen bahwa impor murah ini mendukung keamanan energi nasional. Misalnya, Rusia menjadi pemasok minyak terbesar India, menggantikan Arab Saudi. Oleh karena itu, impor minyak Rusia tetap menjadi isu utama dalam Tarif Dagang India AS, dengan AS menuntut diversifikasi sumber energi.

Dampak Ekonomi Kesepakatan Tarif Dagang India AS

Kesepakatan baru diharapkan meningkatkan perdagangan bilateral menjadi US$ 500 miliar pada 2030, dari US$ 190 miliar saat ini. India akan mengurangi tarif impor pada barang elektronik AS, sementara AS membuka pasar untuk produk pertanian India. Selain itu, kesepakatan ini dapat meredakan ketegangan perdagangan Trump era. Dengan demikian, Tarif Dagang India AS membuka peluang investasi di sektor energi terbarukan dan teknologi.

Tantangan Geopolitik di Balik Tarif Dagang India AS

Negosiasi ini dipengaruhi oleh dinamika geopolitik, termasuk hubungan India-Rusia yang erat. AS khawatir impor minyak Rusia melemahkan sanksi global. Misalnya, India membeli minyak diskon dari Rusia, menghemat US$ 5 miliar per tahun. Selain itu, India menolak bergabung dengan sanksi AS, menjaga netralitasnya. Oleh karena itu, tantangan geopolitik ini mempersulit kesepakatan Tarif Dagang India AS, meski kedua negara berkomitmen pada kemitraan strategis.

Implikasi untuk Ekonomi Global dan Indonesia

Kesepakatan Tarif Dagang India AS dapat memengaruhi harga minyak global, dengan India sebagai importir terbesar ketiga dunia. Indonesia, sebagai produsen minyak, dapat memanfaatkan peluang ekspor ke India. Selain itu, ketegangan AS-Rusia memengaruhi rantai pasok energi Asia. Dengan demikian, kesepakatan ini membuka peluang bagi Indonesia untuk diversifikasi pasar dan memperkuat posisi di ASEAN.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Category: