Tarif Dagang Trump Jepang
Jeffrey Williams September 11, 2025 0

Tarif Dagang 15% dari Trump: Posisi PM Jepang Shigeru Ishiba Terancam

0 0
Read Time:2 Minute, 33 Second

Innoventure.idTarif Dagang Trump Jepang menjadi sorotan global setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada 6 September 2025, yang memberlakukan tarif 15% pada sebagian besar barang impor Jepang. Kesepakatan perdagangan ini, yang dicapai pada Juli setelah negosiasi panjang, memicu kekhawatiran ekonomi dan politik di Jepang. Oleh karena itu, posisi Perdana Menteri Shigeru Ishiba semakin tertekan, dengan kemungkinan 60% ia kalah dalam voting internal partai. Artikel ini menguraikan dampaknya pada 11 September 2025.

Kesepakatan Perdagangan AS-Jepang yang Kontroversial

Trump menandatangani perintah eksekutif yang menerapkan tarif dasar 15% pada hampir semua impor Jepang, termasuk produk otomotif. Jepang setuju berinvestasi US$ 550 miliar di proyek-proyek AS, meningkatkan pembelian produk pertanian AS seperti jagung dan kedelai, serta membeli 100 pesawat Boeing. Selain itu, impor beras dan produk pertanian AS naik 75% senilai US$ 8 miliar. Misalnya, kesepakatan ini memberikan akses pasar baru di manufaktur, aerospace, pertanian, dan otomotif. Ryosei Akazawa, negosiator utama Jepang, menyampaikan surat undangan dari Ishiba kepada Trump untuk kunjungan ke Jepang.

Dampak Ekonomi Tarif Dagang Trump Jepang

Tarif ini mengganggu rantai pasok global, terutama sektor otomotif Jepang. Toyota memperingatkan kerugian hampir US$ 10 miliar akibat tarif pada penjualan mobil ke AS, sehingga memangkas prakiraan laba operasional tahunan sebesar 16%. Kompetitor seperti Ford melaporkan penurunan laba pra-pajak US$ 3 miliar, sementara General Motors (GM) memproyeksikan kerugian US$ 4-5 miliar untuk tahun ini. Dengan demikian, Tarif Dagang Trump Jepang memperburuk tekanan ekonomi, memengaruhi ekspor utama Jepang yang bergantung pada pasar AS.

Tekanan Politik pada PM Shigeru Ishiba

Kesepakatan ini bertepatan dengan gejolak internal Partai Liberal Demokrat (LDP). Laporan LDP menghubungkan kekalahan kursi pada pemilu Dewan Tinggi Juli dengan kebijakan pengendalian inflasi yang gagal, skandal politik sebelumnya, dan mobilisasi pemilih muda yang buruk. Media melaporkan anggota kunci LDP berniat mundur, sementara Ishiba bertekad bertahan meski ada seruan internal untuk pemimpin baru. Analis Eurasia Group memprediksi peluang 60% Ishiba kalah dalam voting partai pada Senin. James Brady dari Teneo menyatakan laporan LDP menyiratkan kritik terhadap kepemimpinan Ishiba. Oleh karena itu, Tarif Dagang Trump Jepang mempercepat krisis politik di Tokyo.

Konteks Historis Kebijakan Trump

Kebijakan tarif Trump melanjutkan kampanye proteksionisnya yang mengganggu rantai pasok global sejak masa jabatan sebelumnya. Jepang, sebagai mitra dagang utama AS, terdampak signifikan di sektor otomotif. Akazawa membatalkan kunjungan ke AS bulan lalu untuk diskusi teknis lebih lanjut. Analis Eurasia Group menambahkan, “Kinerja buruk Ishiba sebagai pemimpin partai dalam pemilu majelis rendah dan tinggi serta berbagai peristiwa baru-baru ini, termasuk dukungan mantan PM Aso Taro terhadap pemilihan khusus, telah membalikkan keadaan yang merugikan Ishiba.” Dengan demikian, kesepakatan ini menambah beban politik Ishiba di tengah dukungan Aso Taro untuk pemilu khusus.

Implikasi Jangka Panjang untuk Hubungan AS-Jepang

Tarif 15% berlaku secara retrospektif mulai 7 Agustus 2025, dengan keringanan untuk mobil efektif seminggu kemudian. Perintah eksekutif mencegah tarif tambahan spesifik negara. Meski demikian, kesepakatan ini dapat meredakan ketegangan jangka pendek, tetapi memperburuk hubungan bilateral jika ekonomi Jepang menderita. Selain itu, Ishiba menghadapi tekanan domestik yang mungkin memicu perubahan kepemimpinan. Oleh karena itu, Tarif Dagang Trump Jepang tidak hanya menguji ketahanan ekonomi Tokyo, tetapi juga stabilitas politiknya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Category: