Inflasi AS Agustus 2025
Jeffrey Williams September 11, 2025 0

Inflasi AS Agustus 2025 Naik 0,4%: Di Atas Ekspektasi, Dampak Tarif Trump Terasa

0 0
Read Time:4 Minute, 19 Second

Innoventure.id – Jakarta, 11 September 2025 – Inflasi AS Agustus 2025 naik lebih tinggi dari perkiraan, menurut data terbaru dari Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS). Oleh karena itu, Indeks Harga Konsumen (CPI) meningkat 0,4% secara bulanan (month-to-month/MTM), melebihi ekspektasi 0,3%. Dengan demikian, kenaikan ini dari 0,2% pada Juli menunjukkan tekanan harga yang berkelanjutan. Selain itu, secara tahunan (year-on-year/YoY), inflasi mencapai 2,9%, naik dari 2,7% pada Juli dan menjadi level tertinggi sejak Januari.

Inflasi AS Agustus 2025 ini memicu kekhawatiran stagflasi, terutama setelah data pasar tenaga kerja yang lesu. Akibatnya, tekanan harga diperkirakan semakin kuat dalam beberapa bulan mendatang. Oleh sebab itu, kebijakan tarif impor Presiden Donald Trump mulai menunjukkan dampak penuh, karena perusahaan kehabisan stok pra-tarif. Dengan kata lain, kenaikan ini tidak akan menghalangi Federal Reserve (The Fed) untuk menurunkan suku bunga pekan depan.

Data Inflasi AS Agustus 2025 Secara Detail

Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) merilis data CPI yang menunjukkan kenaikan 0,4% MTM pada Agustus 2025. Oleh karena itu, angka ini lebih tinggi dari 0,2% pada Juli. Dengan demikian, inflasi YoY naik menjadi 2,9%, melampaui proyeksi yang sedikit lebih rendah. Selain itu, inflasi inti, yang tidak memasukkan harga pangan dan energi, naik 0,3% MTM, sama dengan Juli, dan YoY bertahan di 3,1%.

Data ini menandakan tekanan harga yang berkelanjutan. Akibatnya, ekonom memperingatkan risiko stagflasi, di mana inflasi tinggi disertai pertumbuhan ekonomi lambat. Oleh sebab itu, kenaikan ini menjadi sorotan pasar keuangan. Dengan kata lain, data ini mencerminkan dampak kebijakan perdagangan Trump yang mulai terasa.

Dampak Kebijakan Tarif Trump pada Inflasi

Kebijakan tarif impor Presiden Donald Trump menjadi pemicu utama kenaikan inflasi. Oleh karena itu, perusahaan mulai kehabisan stok barang pra-tarif, sehingga harga naik. Dengan demikian, dampak penuh kebijakan ini baru terlihat beberapa bulan ke depan. Selain itu, ekonom memperingatkan bahwa inflasi terkait tarif masih akan datang.

Tarif impor memengaruhi rantai pasok global. Akibatnya, harga barang impor naik, mendorong inflasi keseluruhan. Oleh sebab itu, kenaikan ini menjadi indikator awal tren. Dengan kata lain, kebijakan Trump menambah kompleksitas pengelolaan ekonomi AS.

Proyeksi Inflasi Inti PCE

The Fed menargetkan inflasi 2% berdasarkan Indeks Harga Pengeluaran Pribadi (PCE). Oleh karena itu, ekonom memperkirakan inflasi inti PCE naik 0,3% pada Agustus 2025 untuk bulan ketiga berturut-turut. Dengan demikian, inflasi tahunan PCE inti akan mencapai 3,1%, naik dari 2,9% pada Juli. Selain itu, data CPI yang lebih tinggi memperkuat proyeksi ini.

PCE menjadi ukuran utama The Fed. Akibatnya, kenaikan ini memengaruhi keputusan kebijakan moneter. Oleh sebab itu, data ini menjadi faktor penting dalam rapat The Fed. Dengan kata lain, proyeksi PCE menunjukkan tekanan harga yang berkelanjutan.

Respons Federal Reserve terhadap Kenaikan Inflasi

The Fed diperkirakan menurunkan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan pekan depan. Oleh karena itu, langkah ini sudah sepenuhnya diantisipasi pasar. Dengan demikian, The Fed menunda pelonggaran sejak Januari karena ketidakpastian dampak tarif. Selain itu, kenaikan inflasi ini tidak mengubah rencana pemangkasan suku bunga.

Pasar keuangan tetap stabil meski data lebih tinggi. Akibatnya, investor fokus pada siklus pelonggaran The Fed. Oleh sebab itu, kenaikan ini menjadi ujian bagi kebijakan moneter. Dengan kata lain, The Fed tetap komitmen dengan target 2%.

Kekhawatiran Stagflasi dari Data Inflasi

Kenaikan inflasi disertai data tenaga kerja lesu memicu kekhawatiran stagflasi. Oleh karena itu, ekonomi AS menghadapi risiko pertumbuhan lambat dengan harga tinggi. Dengan demikian, kebijakan tarif Trump memperburuk situasi. Selain itu, stok pra-tarif yang menipis mendorong kenaikan harga lebih lanjut.

Ekonom memperingatkan dampak jangka panjang. Akibatnya, stagflasi bisa menghambat pemulihan ekonomi. Oleh sebab itu, data ini menjadi sinyal peringatan. Dengan kata lain, pemerintah perlu strategi untuk mengendalikan inflasi.

Dampak Global dari Kenaikan Inflasi

Inflasi AS memengaruhi pasar global. Oleh karena itu, kenaikan CPI memicu fluktuasi mata uang. Dengan demikian, dolar AS menguat sementara mata uang emerging markets melemah. Selain itu, kebijakan The Fed memengaruhi kebijakan bank sentral lain.

Ekspor Indonesia ke AS berpotensi terdampak. Akibatnya, harga komoditas bisa berubah. Oleh sebab itu, kenaikan ini menjadi perhatian bagi ekonomi Indonesia. Dengan kata lain, pasar keuangan global bereaksi terhadap data ini.

Strategi The Fed Hadapi Tekanan Harga

The Fed fokus pada data PCE untuk kebijakan suku bunga. Oleh karena itu, pemangkasan 25 basis poin pekan depan tetap terjaga. Dengan demikian, The Fed memantau dampak tarif Trump. Selain itu, inflasi inti yang stabil memberikan ruang pelonggaran.

Ekonom memprediksi siklus pelonggaran berlanjut. Akibatnya, suku bunga bisa turun lebih lanjut. Oleh sebab itu, data ini menjadi bagian dari analisis The Fed. Dengan kata lain, kebijakan moneter tetap adaptif.

Implikasi untuk Ekonomi AS

Kenaikan inflasi menekan daya beli konsumen AS. Oleh karena itu, konsumsi rumah tangga melambat. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi terancam. Selain itu, pasar tenaga kerja lesu menambah risiko resesi.

Perusahaan menghadapi biaya lebih tinggi. Akibatnya, harga produk naik. Oleh sebab itu, kenaikan ini memengaruhi bisnis. Dengan kata lain, ekonomi AS memerlukan keseimbangan antara inflasi dan pertumbuhan.

Penutup

Inflasi AS Agustus 2025 naik 0,4% MTM, melebihi ekspektasi dan memicu kekhawatiran stagflasi. Oleh karena itu, dampak kebijakan tarif Trump mulai terasa. Dengan demikian, The Fed tetap rencanakan pemangkasan suku bunga. Selain itu, data PCE inti 3,1% menjadi sorotan. Akibatnya, pasar global bereaksi. Pantau perkembangan inflasi AS Agustus 2025 dan kebijakan The Fed!

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Category: