
Menteri Keuangan Purbaya Ungkap 4 Tantangan Ekonomi Global yang Ancam Indonesia
Innoventure.id – Jakarta, 9 September 2025 – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti empat tantangan ekonomi global yang mengancam stabilitas Indonesia. Oleh karena itu, ia memerintahkan tim Kementerian Keuangan untuk segera merancang kebijakan antisipatif. Dengan demikian, dampak buruk terhadap ekonomi domestik bisa berkurang. Selain itu, Purbaya menyampaikan hal ini saat serah terima jabatan dengan Sri Mulyani Indrawati di Kantor Pusat Kemenkeu.
Purbaya menegaskan bahwa tantangan ekonomi global ini memengaruhi perekonomian nasional. Akibatnya, pemerintah harus bergerak cepat. “Dunia menghadapi rintangan ekonomi besar saat ini,” katanya. Oleh sebab itu, kebijakan harus adaptif dan strategis. Dengan kata lain, respons proaktif sangat penting.
Tantangan Ekonomi Global yang Perlu Diwaspadai
Purbaya mengidentifikasi empat ancaman besar: perlambatan ekonomi global, ketegangan geopolitik, perubahan iklim, dan disrupsi teknologi. “Isu-isu ini membawa risiko dan peluang bagi Indonesia,” tegasnya. Oleh karena itu, Kemenkeu harus memahami dinamika global secara mendalam.
Pertama, perlambatan ekonomi global mengurangi permintaan ekspor Indonesia. Dengan demikian, pendapatan negara bisa menurun. Kedua, konflik geopolitik seperti di Ukraina menaikkan harga komoditas. Akibatnya, inflasi domestik berpotensi melonjak. Ketiga, perubahan iklim mengganggu sektor pertanian dan energi. Keempat, teknologi baru mengubah pasar kerja. Oleh sebab itu, adaptasi strategis sangat krusial.
Purbaya meminta timnya menghindari fokus pada isu kecil. “Prioritaskan strategi besar,” ujarnya. Selain itu, ia mendorong diskusi terbuka dengan pihak eksternal. Dengan demikian, kebijakan tidak terjebak dalam echo chamber.
Geopolitik: Penyumbang Utama Tantangan Ekonomi Global
Purbaya menyoroti dampak ketegangan geopolitik terhadap Indonesia. Konflik Ukraina, misalnya, menaikkan harga energi dan pangan. Dengan demikian, biaya impor melonjak. Akibatnya, daya beli masyarakat menurun. Oleh karena itu, Purbaya meminta timnya memantau situasi global secara real-time.
Selain itu, ketidakstabilan di Timur Tengah mengganggu rantai pasok. Dengan kata lain, diversifikasi mitra dagang menjadi solusi. Oleh sebab itu, kebijakan fiskal harus responsif. Dengan demikian, stabilitas ekonomi tetap terjaga.
Perubahan Iklim: Ancaman Nyata dalam Tantangan Ekonomi Global
Purbaya menekankan urgensi perubahan iklim. Banjir dan kekeringan kini semakin sering. Oleh karena itu, sektor pertanian dan perikanan terancam. Sementara itu, pasokan energi juga rentan. Akibatnya, kerugian ekonomi bisa sangat besar.
“Kemenkeu harus merancang kebijakan fiskal berkelanjutan,” katanya. Dengan demikian, anggaran untuk mitigasi iklim perlu diprioritaskan. Selain itu, investasi hijau harus dipercepat. Oleh sebab itu, kolaborasi lintas kementerian menjadi kunci.
Purbaya menambahkan bahwa tantangan ekonomi global ini menuntut pendekatan terpadu. Dengan kata lain, integrasikan isu iklim ke dalam RAPBN. Dengan demikian, pembangunan berkelanjutan tercapai.
Disrupsi Teknologi: Peluang dan Risiko
Teknologi seperti AI mengubah lanskap ekonomi. Oleh karena itu, lapangan kerja tradisional berkurang. Akibatnya, pengangguran berisiko meningkat. Namun, peluang baru di sektor digital juga muncul. Dengan demikian, Purbaya mendorong pelatihan tenaga kerja.
Selain itu, regulasi teknologi harus seimbang. Dengan kata lain, inovasi didukung tanpa mengorbankan perlindungan konsumen. Oleh sebab itu, Kemenkeu akan alokasikan dana untuk sektor teknologi.
RAPBN 2026: Benteng Hadapi Tantangan Ekonomi Global
Purbaya menjamin RAPBN 2026 tetap disiplin dan sehat. Dengan demikian, kebijakan Sri Mulyani dilanjutkan. Oleh karena itu, defisit anggaran terjaga di 2,48% PDB. Pendapatan negara direncanakan Rp 3.147,7 triliun, naik 9,8%. Belanja mencapai Rp 3.786,5 triliun, tumbuh 7,3%.
Fokus RAPBN meliputi ketahanan pangan, pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial. “Anggaran ini memperkuat ekonomi nasional,” ujar Purbaya. Selain itu, setiap rupiah digunakan secara efektif. Dengan demikian, manfaat untuk rakyat maksimal.
Purbaya menegaskan APBN 2025 tetap kredibel. Oleh sebab itu, agenda pembangunan nasional terdukung. Dengan kata lain, transparansi menjadi prioritas.
Dampak bagi Indonesia
Tantangan ekonomi global memengaruhi berbagai sektor. Perlambatan global mengurangi remitansi. Geopolitik mengganggu impor. Iklim merusak infrastruktur. Teknologi mengubah industri. Oleh karena itu, kebijakan antisipatif sangat penting.
Kemenkeu akan berkoordinasi dengan BI dan OJK. Dengan demikian, stabilitas makro terjaga. Selain itu, pantau indikator ekonomi secara ketat. Akibatnya, risiko global dapat dikelola.
Penutup
Purbaya menegaskan bahwa tantangan ekonomi global membutuhkan respons cepat. Dengan RAPBN 2026, Indonesia siap hadapi ketidakpastian. Oleh karena itu, kolaborasi dan inovasi menjadi kunci. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi terjaga. Pantau langkah Kemenkeu selanjutnya!